Tujuan instruksional khusus
Setelah proses pembelajaran, mahasiswa mampu :
Menjelaskan
definisi pertumbuhan dan perkembangan
Menjelaskan
ciri-ciri tumbuh kembang
Menyebutkan dan menjelaskan prinsip-prinsip tumbuh
kembang
Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang
Menyebutkan dan menjelaskan tahap-tahap tumbuh kembang
manusia
Menyebutkan dan menjelaskan teori-teori tumbuh kembang
Menjelaskan aplikasi konsep tumbuh kembang dalam
keperawatan
Definisi pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan :
Ø perubahan fisik
Ø peningkatan jumlah sel
Ø ukuran
Ø kuantitatif
Ø tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, gigi
Ø pola bervariasi
Perkembangan :
Ø kualitatif
Ø maturation
Ø sistematis, progresif dan berkesinambungan
Ciri-ciri
tumbuh kembang
perubahan
dalam aspek fisik dan psikis
perubahan dalam proporsi
Lenyapnya
tanda-tanda yang lama
Diperoleh
tanda-tanda baru
Prinsip-prinsip
tumbuh kembang
proses
yang teratur, berurutan, rapi dan kontinyu --- maturasi, lingkungan dan faktor genetik
pola
yang sama, konsisten dan kronologis, dapat diprediksi
variasi
waktu muncul (onset), lama, dan efek dari tiap tahapan tukemb
mempunyai
ciri khas
Never
ending process --seumur hidup dan meliputi seluruh aspek
Cephalocaudal
Proximodistal
Differensiasi
hal
yang unik -- setiap individu cenderung mencapai potensi maksimum
perkembangannya
Tugas
perkembangan
perkembangan
suatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat
perkembangan
aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya
perkembangan
terjadi dalam tempo yang berlainan
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
1. Faktor genetik
Ø faktor keturunan -- masa konsepsi
Ø bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
Ø menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan
fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
Ø Potensi genetik
yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif
sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
2.
Faktor eksternal / lingkungan
•
mempengaruhi
individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
•
faktor
eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya
a.
Keluarga
nilai,
kepercayaan, adat istiadat, dan pola interaksi dan komunikasi.
Fungsi
:bertahan hidup, rasa aman, perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai
masyarakat dan dunia, dan membantu mempelajari peran dan perilaku
b.
Kelompok teman sebaya
lingkungan
yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang berbeda dalam interaksi
dan komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku yang berbeda.
fungsi:
belajar kesuksesan dan kegagalan, memvalidasi dan menantang pemikiran dan
perasaan, mendapatkan penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai manusia unik
yang merupakan bagian dari keluarga; dan untuk mencapai tujuan kelompok dengan
memenuhi kebutuhan dan harapan.
c.
Pengalaman hidup
pengalaman hidup dan proses
pembelajaran
membiarkan individu berkembang
dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari
Tahapan proses pembelajaran
ü mengenali
kebutuhan
ü penguasaan
ketrampilan
ü menjalankan tugas
ü integrasi ke
dalam seluruh fungsi
ü mengembangkan
penampilan perilaku yang efektif.
d.
Kesehatan
Tingkat
kesehatan --- respon individu terhadap lingkungan dan respon orang lain pada
individu
Kesehatan
prenatal (sebelum bayi lahir) mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari
fetal (janin)
Nutrisi
adekuat
Keseimbangan
antara istirahat, tidur dan olahraga
Kondisi
sakit --- ketidakmampuan untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan --- tumbuh
kembang terganggu
e.
Lingkungan tempat tinggal
: Musim, iklim, kehidupan
sehari-hari dan status sosial ekonomi
Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia
1.
Neonatus (lahir – 28 hari)
Pada
tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai
keinginan.
Implikasi
keperawatan
: membantu orang tua untuk mengidentifikasi dan menemukan kebutuhan yang tidak
ditemukan.
2.
Bayi (1 bulan – 1 tahun)
Bayi usia 1-3 bulan :
§ mengangkat kepala
§ mengikuti obyek
dengan mata
§ melihat dengan
tersenyum
§ bereaksi terhadap
suara atau bunyi
§ mengenal ibunya
dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
§ menahan barang
yang dipegangnya
§ mengoceh spontan
atau bereaksi dengan mengoceh
Bayi
usia 3-6 bulan
:
•
mengangkat
kepala sampai 90°
•
mengangkat
dada dengan bertopang tangan
•
belajar
meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya
•
menaruh
benda-benda di mulutnya,
•
berusaha
memperluas lapang pandang
•
tertawa
dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
•
mulai
berusaha mencari benda-benda yang hilang
Bayi
6-9 bulan
:
duduk
tanpa dibantu
tengkurap
dan berbalik sendiri
merangkak
meraih benda atau mendekati seseorang
memindahkan
benda dari satu tangan ke tangan yang lain
memegang
benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
bergembira
dengan melempar benda-benda
mengeluarkan
kata-kata tanpa arti
mengenal
muka anggota keluarga dan takut pada orang lain
mulai
berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan
Bayi 9-12 bulan :
berdiri
sendiri tanpa dibantu
berjalan
dengan dituntun
menirukan
suara
mengulang
bunyi yang didengarnya
belajar
menyatakan satu atau dua kata
mengerti
perintah sederhana atau larangan
minat
yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya
ingin
menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
berpartisipasi
dalam permainan
Implikasi keperawatan : mengontrol
lingkungan sekitar bayi sehingga kebutuhan perkembangan fisik dan psikologis
bayi dapat terpenuhi.
3. Todler
(1-3 tahun)
peningkatan kemampuan
psikososial dan perkembangan motorik
Anak usia 12-18
bulan
:
mulai
mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
menyusun
2 atau 3 kotak
dapat
mengatakan 5-10 kata
memperlihatkan
rasa cemburu dan rasa bersaing
Anak
usia 18-24 bulan
:
mampu
naik turun tangga
menyusun
6 kotak
menunjuk
mata dan hidungnya
menyusun
dua kata
belajar
makan sendiri
menggambar
garis di kertas atau pasir
mulai
belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
menaruh
minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
memperlihatkan
minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
Anak
usia 2-3 tahun
:
§ anak belajar
meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
§ membuat jembatan
dengan 3 kotak
§ mampu menyusun
kalimat
§ mempergunakan
kata-kata saya
§ Bertanya
§ mengerti
kata-kata yang ditujukan kepadanya
§ menggambar
lingkaran
§ bermain dengan
anak lain
§ menyadari adanya
lingkungan lain di luar keluarganya
Implikasi keperawatan : keamanan
sangat penting. Strategi untuk mencegah risiko keselamatan harus dilakukan
secara seimbang agar perkembangan anak tetap optimal.
4.
Pre sekolah (3-6 tahun)
Dunia pre sekolah berkembang.
Selama bermain, anak mencoba pengalaman baru dan peran sosial. Pertumbuhan
fisik lebih lambat.
Anak
usia 3-4 tahun:
berjalan-jalan
sendiri mengunjungi tetangga
berjalan
pada jari kaki
belajar
berpakaian dan membuka pakaian sendiri
menggambar
garis silang
menggambar
orang (hanya kepala dan badan)
mengenal
2 atau 3 warna
bicara
dengan baik
bertanya
bagaimana anak dilahirkan
mendengarkan
cerita-cerita
bermain
dengan anak lain
menunjukkan
rasa sayang kepada saudara-saudaranya
dapat
melaksanakan tugas-tugas sederhana.
Anak
usia 4-5 tahun :
mampu
melompat dan menari
menggambar
orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
dapat
menghitung jari-jarinya
mendengar
dan mengulang hal-hal penting dan
cerita
minat
kepada kata baru dan artinya
memprotes
bila dilarang apa yang diinginkannya
membedakan
besar dan kecil
menaruh
minat kepada aktivitas orang dewasa.
Anak
usia 6 tahun:
•
ketangkasan
meningkat
•
melompat
tali
•
bermain
sepeda
•
menguraikan
objek-objek dengan gambar
•
mengetahui
kanan dan kiri
•
memperlihatkan
tempertantrum
•
mungkin
menentang dan tidak sopan
Implikasi keperawatan : beri
kesempatan untuk bermain dan berinteraksi sosial
5.
Usia sekolah (6-12 tahun)
Kelompok teman sebaya
mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan sosial meningkat.
Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.
Anak
usia 6-7 tahun
:
Ø membaca seperti
mesin
Ø mengulangi tiga
angka mengurut ke belakang
Ø membaca waktu
untuk seperempat jam
Ø anak wanita
bermain dengan wanita
Ø anak laki-laki
bermain dengan laki-laki
Ø cemas terhadap
kegagalan
Ø kadang malu atau
sedih
Ø peningkatan minat
pada bidang spiritual
Anak
usia 8-9 tahun:
§ kecepatan dan
kehalusan aktivitas motorik meningkat
§ menggunakan
alat-alat seperti palu
§ peralatan rumah
tangga
§ ketrampilan lebih
individual
§ ingin terlibat
dalam segala sesuatu
§ menyukai kelompok
dan mode
§ mencari teman
secara aktif
Anak
usia 10-12 tahun:
•
pertambahan
tinggi badan lambat
•
pertambahan
berat badan cepat
•
perubahan
tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak
•
mampu
melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri
•
memasak,
menggergaji, mengecat
•
menggambar,
senang menulis surat atau catatan tertentu
•
membaca
untuk kesenangan atau tujuan tertentu
•
teman
sebaya dan orang tua penting
•
mulai
tertarik dengan lawan jenis
•
sangat
tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan
Implikasi keperawatan : memberikan
waktu dan energi agar anak dapat mengejar hoby dan aktivitas sekolah. Mengakui
dan mendukung prestasi anak.
6.
Remaja (12-18/20 tahun)
Konsep
diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi
Mencoba
nilai-nilai yang berlaku
Pertambahan
maksimum pada tinggi,berat badan
Stres
meningkat terutama saat terjadi konflik
Anak
wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk
Berbicara
lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil), kesukaan seksual
mulai terlihat
menyesuaikan
diri dengan standar kelompok
anak
laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang pakaian,
make-up
hubungan
anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri dari orang tua
takut
ditolak oleh teman sebaya
Pada
akhir masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar karir, identitas seksual
terbentuk, lebih nyaman dengan diri sendiri, kelompok sebaya kurang begitu
penting, emosi lebih terkontrol, membentuk hubungan yang menetap.
Implikasi keperawatan: bantu remaja
untuk mengembangkan kemampuan koping atau strategi mengatasi konflik.
7.
Dewasa muda (20-40 tahun)
Gaya
hidup personal berkembang.
Membina
hubungan dengan orang lain
ada
komitmen dan kompetensi
membuat
keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua
Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia,
kebiasaan berpikir rasional meningkat
pengalaman
pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam pekerjaan meningkat.
Implikasi keperawatan : menerima gaya
hidup yang mereka pilih, membantu dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan
kompetensi mereka, dukung perubahan yang penting untuk kesehatan.
8.
Dewasa menengah (40-65 tahun)
Gaya
hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak
meninggalkan rumah
anak-anaknya
telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
dapat
terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada muka,
dan lain-lain
waktu
untuk bersama lebih banyak
Istri
menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah lagi
(dangerous age).
Implikasi keperawatan: bantu individu
membuat perencanaan sebagai antisipasi terhadap perubahan hidup, untuk menerima
faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan fokuskan perhatian
individu pada kekuatan, bukan pada kelemahan.
9.
Dewasa tua
a. Young-old
(tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pensiun (penurunan
penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat berkembang penyakit
kronik.
Implikasi keperawatan:
bantu individu untuk menjaga aktivitas fisik dan sosialnya, mempertahankan
interaksi dengan kelompok sebayanya.
b. Middle-old
(tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap penurunan
kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan peningkatan ketergantungan
terhadap orang lain.
Implikasi keperawatan:
bantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran, penglihatan, kematian
orang tercinta).
c. Old-old (tua-tua), 85
tahun keatas : terjadi peningkatan gangguan kesehatan fisik.
Implikasi keperawatan :
bantu individu dalam perawatan diri dan mempertahankan kemampuan mandirinya
jika memungkinkan
Teori-teori tumbuh kembang
Development
task theory (Robert Havighurst) --- 6 stages
1.
Infancy & Early Childhood (masa bayi dan kanak-kanak awal)
Belajar
berjalan, mengambil makanan padat
Belajar
bicara
Belajar
mengontrol eliminasi (urin & fekal)
Belajar
tentang perbedaan jenis kelamin
Membentuk
konsep-konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik
Belajar
membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mengembangkan hati nurani
Belajar
mengadakan hubungan emosi
2.
Middle childhood (masa sekolah)
Ø Membangun
perilaku yang sehat
Ø Belajar
ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang luar biasa
Ø Belajar bergaul
dengan teman sebaya
Ø Belajar peran
sosial terkait dengan maskulinitas dan feminitas
Ø Mengembangkan
ketrampilan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung
Ø Mengembangkan
konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
Ø Membangun
moralitas, hati nurani dan nilai-nilai
Ø Pencapaian
kemandirian
Ø Membangun
perilaku dalam kelompok sosial maupun institusi (sekolah)
3.
Adolescence (remaja )
Membina
hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman sebaya baik laki maupun perempuan
Pencapaian
peran sosial maskulinitas atau feminitas
Pencapaian
kemandirian emosi dari orang tua, orang lain
Pencapaian
kemandirian dalam mengatur keuangan
Menerima
keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
Memilih
dan mempersiapkan pekerjaan
Mempersiapkan
pernikahan dan kehidupan keluarga
Membangun
ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang perlu bagi warga negara
Pencapaian
tanggungjawab sosial
Memperolah
nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun dalam berperilaku
4.
Early Adulthood (dewasa muda)
Memilih
pasangan
Belajar
hidup bersama orang lain sebagai pasangan
Mulai
berkeluarga
Membesarkan
anak
Mengatur
rumah tangga
Mulai
bekerja
Mendapat
tanggungjawab sebagai warga negara
Menemukan
kelompok sosial yang cocok
5.
Middle-age (dewasa lanjut)
ü Mendapat
tanggungjawab sosial dan sebagai warga negara
ü Membangun dan
mempertahankan standard ekonomi keluarga
ü Membimbing anak
dan remaja untuk menjadi dewasa yang bertanggungjawab dan menyenangkan
ü Mengembangkan
kegiatan-kegiatan di waktu luang
ü Membina hubungan
dengan pasangannya sebagai individu
ü Mengalami dan
menyesuaikan diri dengan beberapa perubahan fisik
ü Menyesuaikan diri
dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua
6.
Later maturity (usia lanjut)
Menyesuaikan
diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
Menyesuaikan
diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang semakin berkurang
Menyesuaikan
diri dengan keadaan kehilangan pasangan (suami/istri)
Membina
hubungan dengan teman sesama usia lanjut
Melakukan
pertemuan-pertemuan sosial
Membangun
kepuasan kehidupan
Kesiapan
menghadapi kematian
Teori
Perkembangan Psikoseksual (Sigmund Freud)
a.
Tahap oral-sensori (lahir sampai usia 12 bulan)
karakteristik :
•
aktivitas
melibatkan mulut (sumber
utama kenyamanan)
•
Perasaan
dependen (bergantung pada orang lain)
•
Individu
yang terfiksasi --- kesulitan mempercayai orang lain, menunjukkan perilaku
seperti menggigit kuku, mengunyah permen karet, merokok, menyalahgunakan obat,
minum alkohol, makan terlalu banyak, overdependen.
Implikasi : prosedur
pemberian makan sebaiknya memberikan kenyamanan dan keamanan.
b.
Tahap anal-muskular (usia 1-3 tahun / toddler)
Karakteristik
:
Organ
anus dan rectum merupakan sumber kenyamanan
Masa
“toilet training” --- dapat terjadi konflik
Mengotori
adalah aktivitas yang umum
Gangguan
pada tahap ini dapat menimbulkan kepribadian obsesif-kompulsif seperti keras
kepala, kikir, kejam dan tempertantrum
Implikasi : “toilet
training” sebaiknya adalah sebagai pengalaman yang menyenangkan, pujian yang
tepat dapat menimbulkan kepribadian yang kreatif dan produktif
c.
Tahap falik (3-6 tahun / pra sekolah)
Karakteristik
:
Ø Organ genital
sebagai sumber kenyamanan
Ø Masturbasi
dimulai dan keingintahuan seksual menjadi terbukti
Ø Dapat mengalami
kompleks Oedipus atau kompleks Elektra
Ø Hambatan pada
tahap ini dapat menyebabkan kesulitan dalam indentitas seksual dan bermasalah
dengan otoritas, ekspresi malu, dan takut.
Implikasi : mengembangkan
identitas seksual. Anak sebaiknya mengenali hubungan dengan orang lain di luar
anggota keluarga.
d.
Tahap latensi (6-12 tahun / masa sekolah)
Karakteristik
:
energi
digunakan untuk aktivitas fisik dan intelektual
Ini
adalah periode tenang, dimana kegiatan sexual tidak muncul (tidur).
Anak
mungkin terikat dalam aktivitas erogenus (perasaan erotik) dengan teman sebaya
yang sama jenis kelaminnya.
Penggunaan
koping dan mekanisme pertahanan diri muncul pada waktu ini
Konflik
yang tidak diatasi pada masa ini dapat menyebabkan obsesif dan kurang motivasi
diri.
Implikasi : anjurkan anak
mencari aktivitas fisik dan intelektual
e.
Genital (13 tahun keatas / pubertas atau remaja sampai dewasa)
Karakteristik
:
Ø genital menjadi
pusat dari tekanan dan kesenangan seksual
Ø Produksi hormon
seksual menstimulasi perkembangan heteroseksual
Ø Energi ditujukan
untuk mencapai hubungan seksual yang matur
Ø Pada awal fase
sering terjadi emosi yang belum matang, kemudian mulai berkembang kemampuan
untuk menerima dan memberi cinta
Implikasi : anjurkan untuk
mandiri, dapat membuat keputusan sendiri dan berpisah dengan kedua orang tua
Teori
perkembangan Psikososial
(Erik H Erickson
)
a.
Trust vs mistrust -- bayi (lahir – 12 bulan)
Indikator positif : belajar percaya pada orang lain
Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari
lingkungan masyarakat, pengasingan.
Pemenuhan kepuasan untuk makan dan mengisap, rasa
hangat dan nyaman, cinta dan rasa aman ----
menghasilkan kepercayaan.
Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara
adekuat --- bayi menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini
ditandai dengan perilaku makan, tidur dan eliminasi yang buruk.
b.
Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame & doubt) -- todler (1-3
tahun)
Indikator
positif : kontrol diri tanpa kehilangan harga diri
Indikator
negatif : terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah
Anak
mulai mengembangkan kemandirian membuka dan memakai baju, berjalan, mengambil,
makan sendiri, dan ke toilet. Mulai terbentuk kontrol diri.
Jika
kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua, mungkin anak memiliki
kepribadian yang ragu-ragu
jika
anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan kegagalan, anak akan menjadi
pemalu.
c.
Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah ( 3-6 tahun)
Indikator
positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi lingkungan.
Mulai mengevaluasi kebiasaan (perilaku) diri sendiri.
Indikator
negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan dan kontrol
yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi
Inisiatif,
mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif dan intrusif, perkembangan
perasaan bersalah dan identifikasi dengan orang tua yang berjenis kelamin sama.
Pembatasan
--- mencegah anak dari perkembangan inisiatif.
Rasa
bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang berlawanan dengan
orang tua.
Anak
perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak orang lain.
d.
Industri vs inferior (industry vs inferiority) -- usia sekolah (6-12 tahun)
Indikator
positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi. Membangun rasa bersaing dan
ketekunan.
Indikator
negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari sekolah dan teman
sebaya.
Anak
mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan produksi benda-benda
serta mengembangkan harga diri melalui pencapaian
Anak
dipengaruhi oleh guru dan sekolah.
Perasaan
inferior --- terjadi pada saat orang dewasa memandang usaha anak untuk belajar
bagaimana sesuatu bekerja melalui menipulasi adalah sesuatu yang bodoh atau
merupakan masalah.
Perasaaan
inferior --- ketidaksuksesan di sekolah, ketidaksuksesan dalam perkembangan
ketrampilan fisik dan mencari teman.
e.
Identitas vs bingung peran (identity vs role confusion) -- remaja (12 - 18
tahun)
Indikator
positif : menghubungkan sesuatu dengan perasaan diri, merencanakan aktualisasi
diri
Indikator
negatif : kebingungan, ragu-ragu, dan tidak mampu menemukan identitas diri
Individu
mengembangkan penyatuan rasa “ diri sendiri”.
Teman
sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku.
Kegagalan
untuk mengembangkan rasa identitas ---
kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak adekuat, isolasi dan
keragu-raguan.
f.
Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation) – dewasa
muda (18-25 sampai 45 tahun)
indikator
positif : berhubungan intim dengan orang lain. Mempunyai komitmen dalam bekerja
dan berhubungan dengan orang lain.
Indikator
negatif : menghindari suatu hubungan, komitmen gaya hidup atau karir
Individu
mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan orang lain, yang mungkin
termasuk pasangan seksual.
Ketidakpastian
individu mengenai diri sendiri akan mempunyai kesulitan mengembangkan
keintiman.
Seseorang
tidak bersedia atau tidak mampu berbagi mengenai diri sendiri, akan merasa
sendiri.
g.
Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri – dewasa tengah (45 – 65 tahun)
indikator
positif : kreatifitas, produktivitas dan perhatian dengan orang lain
indikator
negatif : perhatian terhadap diri sendiri, kurang merasa nyaman
Orang
dewasa --- bimbingan untuk generasi selanjutnya, mengekspresikan kepedulian
pada dunia di masa yang akan datang
Absorpsi
diri orang dewasa akan direnungkan dengan kesejahteraan pribadi dan peningkatan
materi
Perenungan
diri sendiri mengarah pada stagnasi kehidupan.
h.
Integritas ego vs putus asa -- dewasa akhir (65 tahun keatas)
indikator
positif : penerimaan kehidupan pribadi sebagai sesuatu yang berharga dan unik.
Siap menerima kematian
indikator
negatif : perasaan kehilangan, jijik terhadap orang lain.
Masa
lansia dapat melihat ke belakang dengan rasa puas dan penerimaan hidup dan
kematian
Resolusi
(pencapaian) yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus
asa karena individu melihat kehidupan sebagai bagian dari ketidakberuntungan,
kekecewaan dan kegagalan.
Teori
perkembangan Kognitif Piaget (1952)
a.
fase sensorimotor (lahir – 2 tahun)
§ tahap 1 :
Penggunaan aktivitas refleks (lahir – 1 bulan)
§ tahap 2 : reaksi
sirkular primer (1-4 bulan)
§ tahap 3 : reaksi
sirkular sekunder (4-8 bulan)
§ tahap 4 :
koordinasi dari skema sekunder (8-12 bulan)
§ tahap 5 : reaksi
sirkular tersier (12-18
bulan)
§ tahap 6 :
intervensi dari arti baru (18-24 bulan)
b.
fase preoperasional (2-7 tahun)
simbol
seperti kata untuk mewakili manusia, benda dan tempat.
kemampuan
berfokus hanya pada satu aspek pada satu waktu, dan pemikiran sering terlihat
tidak logis
mobil
menabrak anjing karena anak laki-laki marah pada anjing tersebut
-
tahap pre konseptual (2-4 tahun)
sangat egosentris, “saya”,
Perkembangan bahasa, kata-kata dengan objek
-
tahap intuituf (4-7 tahun)
Egosentris anak mulai berkurang,
Klasifikasi sesuatu dengan satu atribut biasanya warna atau bentuk
c.
fase konkret operasional (7-11 tahun)
v memecahkan
masalah konkret
v mulai mengerti
tentang suatu hubungan misalnya ukuran, mengerti kanan dan kiri
v Anak dapat
membuat alasan mengenai apa itu, tapi tidak dapat membuat hipotesa mengenai apa
kemungkinannya dan dengan demikian tidak dapat berpikir mengenai masalah ke
depan
d.
Fase formal operasional (11-15 tahun)
Ø pemikiran
rasional, bersifat keakanan
Ø kemampuan untuk
berperilaku yang abstrak, dan muncul pemikiran ilmiah
Ø menyadari masalah
moral dan politik dari berbagai pandangan yang ada
Teori
perkembangan moral Kohlberg (1968)
a.
Tingkat premoral (prekonvensional) : lahir sampai 9 tahun
kewaspadaan
terhadap moral yang bisa diterima secara sosial
Kontrol
didapatkan dari luar.
Anak
menggabungkan label baik dan buruk, benar dan salah dalam perilaku
tawar
menawar, pembagian yang seimbang dan kejujuran menjadi muncul
Hidup
dinilai dengan bagaimana anak dapat memuaskan kebutuhan dari orang lain.
-
tahap orientasi hukuman dan kepatuhan (lahir - 6 tahun) : Peraturan diikuti
untuk menghindari hukuman
-
tahap orientasi egoistik secara sederhana (6-9 tahun) :
Anak menyesuaikan minat diri
sendiri dengan aturan, berasumsi bahwa penghargaan atau bantuan akan diterima.
b.
Tingkat moralitas konvensional : 9-13 tahun
Usaha
dilakukan untuk menyenangkan orang lain.
Kontrol
didapat dari dalam
Anak
setia dan peduli pemeliharaan dan pengharapan keluarga tanpa memperhatikan
konsekuensinya
-
tahap “ anak laki-laki yang baik, anak perempuan yang manis” (9-10 tahun)
ü Keinginan untuk
menyenangkan dan membantu orang lain merupakan hal yang paling sering.
ü Anak menyesuaikan
diri untuk menghindari penolakan
ü Hidup dinilai
dari seberapa bagus hubungan interpersonal dengan mengidentifikasi kepentingan
individu secara emosional.
-
tahap autoritas memeprtahankan moralitas (10-13 tahun)
ü Anak melakukan
kewajiban untuk menghindari kritik oleh yang berwenang
ü Identifikasi
pergeseran pada agama atau institusi sosial seperti sekolah
c.
Tingkat moralitas pasca konvensional : 13 tahun sampai meninggal
individu
memperoleh nilai moral yang benar
kontrol
adalah dari dalam
Pencapaian
nilai moral yang benar terjadi setelah dicapai formal operasional
Tidak
semua orang mencapai tingkat ini
-
orientasi kontraktual dan legalistik
Individu
memilih prinsip moral untuk mematuhi atau meninggalkan aturan
Individu
berhati-hati untuk tidak melanggar hak-hak dan kehendak orang lain
Terjadi
konflik pandangan moral dan legal
Orang
akan bekerja untuk mengubah aturan.
- orientasi
prinsip etis yang universal
Individu bersikap dalam cara
yang menghargai martabat. Tahapan ini jarang dicapai. Jika rancangan pemikiran
dari dalam diganggu, akan muncul rasa bersalah.
Aplikasi
konsep tumbuh kembang dalam keperawatan
Teori
perkembangan hanya menjelaskan satu aspek --- perawat perlu mengaplikasikan
beberapa teori perkembangan untuk memahami tumbuh kembang klien saat melakukan
pengkajian maupun implementasi tindakan keperawatan
Tiap-tiap
individu berbeda dan tidak mudah untuk disamakan antara individu yang satu
dengan yang lain terhadap tugas-tugas perkembangannya.
Teori-teori
tumbuh kembang bermanfaat untuk pengkajian, mengetahui tingkatan perilaku
klien, dan memberikan intervensi keperawatan
Konsep
pertumbuhan dan perkembangan manusia ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam
mempelajari konsep tumbuh kembang pada berbagai usia