A.
Pengertian
Ejaan ialah keseluruhan peraturan
bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda
baca, memenggal kata, dan bagaimana menggabungkan kata. Jadi, bagaimana
menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut itulah yang berhubungan
dengan ejaan. Dari segi bahasa, ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan
bunyi-bunyi bahasa (kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf dan tanda
baca).
B.
Lingkup
Pembahasan Ejaan
Lingkup
pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.
Pemakaian huruf
b.
Pemakaian huruf
kapital dan huruf miring
c.
Penulisan kata
d.
Penulisan unsur
serapan
e.
Pemakaian tanda
baca
C.
Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
1.
Huruf Kapital
Istilah
huruf kapital digunakan untuk menandai satu bentuk huruf yang karena memiliki
fungsi berbeda dalam kata atau kalimat menjadi berbeda dari bentuk huruf lain
meskipun secara fonemis sebunyi. Huruf A
(kapital) secara fonemis sebunyi dengan a (kecil), tetapi karena fungsinya
berlainan, penampilan grafisnya berbeda. Huruf kapital digunakan pada awal
kalimat, nama tempat, nama orang, dan lain-lain. Secara umum, penggunaan huruf
kapital tidak menimbulkan permasalahan. Kesalahan penulisan sering terjadi pada
penulisan kata Anda. Kata Anda harus selalu ditulis dengan (A) kapital meskipun
terletak di tengah atau di akhir kalimat.
2.
Huruf Miring
Sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan huruf
miring untuk membedakan dari huruf, kata, atau kalimat lain dalam sebuah kata,
kalimat, paragraf, atau karangan utuh.
Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu ke beberapa
informasi, antara lain sebagai penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah
latin, nama penerbitan (koran, majalah, dan lain-lain). Jika ditulis dengan
menggunakan mesin tik manual atau tulisan tangan, huruf miring diganti dengan
garis bawah. Garis bawah hendaknya ditulis per kata, bukan per kalimat.
D.
Penulisan Kata
Beberapa
hal yang termasuk ke dalam pembahasan tentang penulisan kata adalah penulisan
(1) kata dasar, (2) kata turunan, (3) bentuk ulang, (4) gabungan kata, (5) kata
ganti ku, mu, kau, dan nya, (6) partikel, (7) singkatan dan
akronim, dan (8) angka dan lambang bilangan. Kecuali gabungan kata, penulisan
kata umumnya tidak menimbulkan permasalahan
Kesalahan
penulisan gabungan kata umumnya ditemukan pada istilah khusus yang salah satu
unsurnya hanya digunakan dalam kombinasi. Unsur gabungan kata yang demikian
sering ditulis terpisah, padahal seharusnya disatukan.
E.
Penulisan Unsur Serapan
Sebagaimana
diketahui, bahasa Indonesia diangkat dari bahasa Melayu. Di dalam
perkembangannya bahasa ini banyak menyerap dari bahasa lain, baik dari bahasa
daerah maupun asing. Bahasa sunda, Jawa, dan Batak adalah tiga contoh bahasa
daerah yang banyak memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa asing
yang banyak diserap adalah bahasa Belanda, Inggris, Portugis, Sanskerta, Arab,
dan China.
· Proses
penyerapan bahasa asing ke dalam Bahasa Indonesia ada 3 cara:
1.
Adopsi
2.
Adaptasi
3.
Terjemahan
Secara umum bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia
adalah bahasa yang menulis bunyi. Artinya, pelafalan kita terhadap
sebuah kata asing itulah yang ditulis
dalam bahasa Indonesia meskipun tidak sama sebunyi betul.
F.
Pemakaian Tanda Baca
Kalimat
yang baik harus didukung oleh penggunaan tanda baca yang tepat. Para penulis
sering tidak memperhatikan hal ini. Akibatnya, masih banyak ditemukan kesalahan
dalam pemakaian tanda baca tersebut.
Pemakaian tanda baca dalam kalimat sangat
penting bukan hanya untuk ketertiban gramatikal, melainkan juga bagaimana
gagasan yang dikemukakan bisa tersampaikan dengan baik. Manusia memahami
sesuatu dengan bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisa salah paham.
Pemakaian tanda baca yang tepat dalam ragam tulis adalah salah satu cara untuk
menghindari kesalahpahaman tersebut.Sumber : Perkuliahan MKU BAHASA INDONESIA (Abdul Azis Muslim, M.A.)
UNIVERSTAS PESANTREN TINGGI DARUL 'ULUM JOMBANG JAWA TIMUR
0 komentar:
Posting Komentar