RSS

Sang Pejuang

Hanya orang sadar,
Yang tahu dan ingin tahu.
Akan permainan dunia ini,
Akan tipu muslihat kefanaan.

Diri ini ingin,
Jadi bagian dari mereka.
Mereka yang sadar,
Mereka yang beriman.

Tak mudah, memang.
Rintangan datang menghadang,
Tanpa belas kasih.
Hancurkan pejuang sejati.

Harga diri ini yang mampu,
Menentukan apa akhirnya.
Tentukan duka atau suka,
Itu sebuah pilihan.

Diagnosa Keperawatan Pola Nafas dan Bersihan Jalan Nafas

Analisis Data

Nama Klien                 : Ny. E                                    
Umur                           : 38 tahun       
Jenis Kelamin              : Perempuan
Agama                         : Islam            
Status Perkawinan      : Menikah
Pekerjaan                     : Ibu rumah tangga
Pendidikan                  : SMP
Alamat                        : Jln. Punokawan No.33 – Jombang
Tanggal MRS              : 04 Februari 2013, jam 20.20 WIB.
Diagnosa Medis          : Efusi Pleura

No.
Data
Etiologi
Masalah
1.
Data Subyektif :  
a.       Pasien mengatakan nyeri pada dada, bertutama saat beraktivitas.
b.      Dispnea

Data Obyektif :
a.       Skala nyeri 5
b.      Terdapat pernafasan cuping hidung.

          -   Nyeri
Ketidakefektifan Pola Nafas.

2.
Data Subyektif :
       a.       Pasien mengatakan sesak nafas / dispnea
       b.      Ibu dan anak pasien mempunyai riwayat asma.

Data Obyektif :
         a.       TT : 120/80 mmHg
         b.      Nadi : 112 x/mnt
         c.       Suhu : 36,6 0C
         d.      Bunyi nafas melemah, pada sisi kiri
        e.       Pasien tidak bisa batuk
        f.       Pasien merasa cemas.

           -   Asma
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas.

Statemen Diagnosa :
  o   Ketidakefektifan pola nafas b/d nyeri ditandai dengan pasien merasa nyeri dengan skala 5, dispnea, dan pernafasan cuping hidung.
  o   Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d  asma ditandai dengan pasien sesak nafas, ibu dan anak pasien mempunyai riwayat asma, bunyi nafas melemah, pasien tidak bisa batuk, dan pasien merasa cemas.

Dia Orangnya


.dia adalah orang yang membuatku tersenyum.
.dia adalah orang yang membuatku menangis.
.dan , , ,
.dia adalah orang yang meraih hatiku lewat kehangatan bibirnya.
.
.dia tak bisa kuhapus.
.dia tak bisa kulupakan.
.dia adalah nafasku.
.namun...
.sekarang dia telah pergi.
.
.kerena orang itu, cinta itu, hatiku sakit.
.apakah kau tak tau apapun, kekasihku.
.aku mencintaimu dan akan terus mencintaimu.
.
.aku harus membiarkanmu pergi.
.hatiku pun telah tercabik-cabik.
.kenangan itu pun terasa menusuk disetiap hariku.
.bagai duri dalam dagingku.
.
.saat kau meneteskan air mata.
.sangat membuat hati ini sedih.
.sebagai ganti air mata dan kesedihan.
.lupakanlah aku dan hiduplah dengan bahagia.
.bahagia dengan yang lain.
.
.saat kehidupan kita berakhir.
.saat menutup kedua mata kita.
.saat itu sekali saja, ingatlah aku.

Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia


Tujuan instruksional khusus
Setelah proses pembelajaran, mahasiswa mampu :
Menjelaskan definisi pertumbuhan dan perkembangan
Menjelaskan ciri-ciri tumbuh kembang
Menyebutkan dan menjelaskan prinsip-prinsip tumbuh kembang
Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Menyebutkan dan menjelaskan tahap-tahap tumbuh kembang manusia
Menyebutkan dan menjelaskan teori-teori tumbuh kembang
Menjelaskan aplikasi konsep tumbuh kembang dalam keperawatan
 
Definisi pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan :
Ø  perubahan fisik
Ø  peningkatan jumlah sel
Ø  ukuran
Ø  kuantitatif
Ø  tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, gigi
Ø  pola bervariasi
Perkembangan :
Ø  kualitatif
Ø  maturation
Ø  sistematis, progresif dan berkesinambungan
 
Ciri-ciri tumbuh kembang
perubahan dalam aspek fisik dan psikis
         perubahan dalam proporsi
Lenyapnya tanda-tanda yang lama
Diperoleh tanda-tanda baru   

Prinsip-prinsip tumbuh kembang
*        proses yang teratur, berurutan, rapi dan kontinyu --- maturasi, lingkungan dan faktor genetik
*        pola yang sama, konsisten dan kronologis, dapat diprediksi
*        variasi waktu muncul (onset), lama, dan efek dari tiap tahapan tukemb
*        mempunyai ciri khas 
*        Never ending process --seumur hidup dan meliputi seluruh aspek
*        Cephalocaudal
*        Proximodistal
*        Differensiasi
*        hal yang unik -- setiap individu cenderung mencapai potensi maksimum perkembangannya
*        Tugas perkembangan
perkembangan suatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat
perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya
perkembangan terjadi dalam tempo yang berlainan 

Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
1. Faktor genetik
Ø  faktor keturunan -- masa konsepsi
Ø  bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
Ø  menentukan beberapa karakteristik seperti jenis  kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
Ø  Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
2. Faktor eksternal / lingkungan
          mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
          faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya 
a. Keluarga
*        nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan pola interaksi dan komunikasi.
*        Fungsi :bertahan hidup, rasa aman, perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai masyarakat dan dunia, dan membantu mempelajari peran dan perilaku
b. Kelompok teman sebaya
*        lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang berbeda dalam interaksi dan komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku yang berbeda.
*        fungsi: belajar kesuksesan dan kegagalan, memvalidasi dan menantang pemikiran dan perasaan, mendapatkan penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai manusia unik yang merupakan bagian dari keluarga; dan untuk mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi kebutuhan dan harapan.
c. Pengalaman hidup
                pengalaman hidup dan proses pembelajaran
   
                membiarkan individu berkembang dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari
                Tahapan proses pembelajaran
ü  mengenali kebutuhan
ü  penguasaan ketrampilan
ü  menjalankan tugas
ü  integrasi ke dalam seluruh fungsi
ü  mengembangkan penampilan perilaku yang efektif.
d. Kesehatan
Tingkat kesehatan --- respon individu terhadap lingkungan dan respon orang lain pada individu
Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir) mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari fetal (janin)
Nutrisi adekuat 
Keseimbangan antara istirahat, tidur dan olahraga 
Kondisi sakit --- ketidakmampuan untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan --- tumbuh kembang terganggu
e. Lingkungan tempat tinggal
                : Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status  sosial ekonomi

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia
1. Neonatus (lahir – 28 hari)
Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan.
Implikasi keperawatan : membantu orang tua untuk mengidentifikasi dan menemukan kebutuhan yang tidak ditemukan.
2. Bayi (1 bulan – 1 tahun)
                Bayi usia 1-3 bulan :
§  mengangkat kepala
§  mengikuti obyek dengan mata
§  melihat dengan tersenyum
§  bereaksi terhadap suara atau bunyi
§  mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
§  menahan barang yang dipegangnya
§  mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
               
Bayi usia 3-6 bulan :
          mengangkat kepala sampai 90°
          mengangkat dada dengan bertopang tangan
          belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya
          menaruh benda-benda di mulutnya,
          berusaha memperluas lapang pandang
          tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
          mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
Bayi 6-9 bulan :
*        duduk tanpa dibantu
*        tengkurap dan berbalik sendiri
*        merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
*        memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
*        memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
*        bergembira dengan melempar benda-benda
*        mengeluarkan kata-kata tanpa arti
*        mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain
*        mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan
                Bayi 9-12 bulan :
*        berdiri sendiri tanpa dibantu
*        berjalan dengan dituntun
*        menirukan suara
*        mengulang bunyi yang didengarnya
*        belajar menyatakan satu atau dua kata
*        mengerti perintah sederhana atau larangan
*        minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya
*        ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
*        berpartisipasi dalam permainan
  
                Implikasi keperawatan : mengontrol lingkungan sekitar bayi sehingga kebutuhan perkembangan fisik dan psikologis bayi dapat terpenuhi.
3. Todler (1-3 tahun)
                peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik
                Anak usia 12-18 bulan :
*        mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
*        menyusun 2 atau 3 kotak
*        dapat mengatakan 5-10 kata
*        memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
               
Anak usia 18-24 bulan :
*        mampu naik turun tangga
*        menyusun 6 kotak
*        menunjuk mata dan hidungnya
*        menyusun dua kata
*        belajar makan sendiri
*        menggambar garis di kertas atau pasir
*        mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
*        menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
*        memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
Anak usia 2-3 tahun :
§  anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
§  membuat jembatan dengan 3 kotak
§  mampu menyusun kalimat
§  mempergunakan kata-kata saya
§  Bertanya
§  mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
§  menggambar lingkaran
§  bermain dengan anak lain
§  menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
                Implikasi keperawatan : keamanan sangat penting. Strategi untuk mencegah risiko keselamatan harus dilakukan secara seimbang agar perkembangan anak tetap optimal.
4. Pre sekolah (3-6 tahun)
                Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba pengalaman baru dan peran sosial. Pertumbuhan fisik lebih lambat.
Anak usia 3-4 tahun:
*        berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
*        berjalan pada jari kaki
*        belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
*        menggambar garis silang
*        menggambar orang (hanya kepala dan badan)
*        mengenal 2 atau 3 warna
*        bicara dengan baik
*        bertanya bagaimana anak dilahirkan
*        mendengarkan cerita-cerita
*        bermain dengan anak lain
*        menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
*        dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
Anak usia 4-5 tahun :
*        mampu melompat dan menari
*        menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
*        dapat menghitung jari-jarinya
*        mendengar dan mengulang hal-hal   penting dan cerita
*        minat kepada kata baru dan artinya
*        memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya
*        membedakan besar dan kecil
*        menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.
Anak usia 6 tahun:
          ketangkasan meningkat
          melompat tali
          bermain sepeda
          menguraikan objek-objek dengan gambar
          mengetahui kanan dan kiri
          memperlihatkan tempertantrum
          mungkin menentang dan tidak sopan
                Implikasi keperawatan : beri kesempatan untuk bermain dan berinteraksi sosial
5. Usia sekolah (6-12 tahun)
                Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.
Anak usia 6-7 tahun :
Ø  membaca seperti mesin
Ø  mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
Ø  membaca waktu untuk seperempat jam
Ø  anak wanita bermain dengan wanita
Ø  anak laki-laki bermain dengan laki-laki
Ø  cemas terhadap kegagalan
Ø  kadang malu atau sedih
Ø  peningkatan minat pada bidang spiritual
Anak usia 8-9 tahun:
§  kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
§  menggunakan alat-alat seperti palu
§  peralatan rumah tangga
§  ketrampilan lebih individual
§  ingin terlibat dalam segala sesuatu
§  menyukai kelompok dan mode
§  mencari teman secara aktif
Anak usia 10-12 tahun:
          pertambahan tinggi badan lambat
          pertambahan berat badan cepat
          perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak
          mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri
          memasak, menggergaji, mengecat
          menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu
          membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu
          teman sebaya dan orang tua penting
          mulai tertarik dengan lawan jenis
          sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan
               
                Implikasi keperawatan : memberikan waktu dan energi agar anak dapat mengejar hoby dan aktivitas sekolah. Mengakui dan mendukung prestasi anak.
6. Remaja (12-18/20 tahun)
*        Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi
*        Mencoba nilai-nilai yang berlaku
*        Pertambahan maksimum pada tinggi,berat badan
*        Stres meningkat terutama saat terjadi konflik
*        Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk
*        Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil), kesukaan seksual mulai terlihat
*        menyesuaikan diri dengan standar kelompok
*        anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang pakaian, make-up
*        hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri dari orang tua
*        takut ditolak oleh teman sebaya
*        Pada akhir masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar karir, identitas seksual terbentuk, lebih nyaman dengan diri sendiri, kelompok sebaya kurang begitu penting, emosi lebih terkontrol, membentuk hubungan yang menetap.
                Implikasi keperawatan: bantu remaja untuk mengembangkan kemampuan koping atau strategi mengatasi konflik.
7. Dewasa muda (20-40 tahun)
Gaya hidup personal berkembang.
Membina hubungan dengan orang lain
ada komitmen dan kompetensi
membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua
Individu  berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir rasional meningkat
pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam pekerjaan meningkat.
                Implikasi keperawatan : menerima gaya hidup yang mereka pilih, membantu dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka, dukung perubahan yang penting untuk kesehatan.
8. Dewasa menengah (40-65 tahun)
*        Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak meninggalkan rumah
*        anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
*        dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada muka, dan lain-lain
*        waktu untuk bersama lebih banyak
*        Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah lagi (dangerous age).
                Implikasi keperawatan: bantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi terhadap perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada kelemahan.
9. Dewasa tua
a. Young-old (tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pensiun (penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat berkembang penyakit kronik.
                Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menjaga aktivitas fisik dan sosialnya, mempertahankan interaksi dengan kelompok sebayanya.
b. Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap penurunan kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan peningkatan ketergantungan terhadap orang lain.
                Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran, penglihatan, kematian orang tercinta).
                c. Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas : terjadi peningkatan gangguan kesehatan fisik.
                Implikasi keperawatan : bantu individu dalam perawatan diri dan mempertahankan kemampuan mandirinya jika memungkinkan 

Teori-teori tumbuh kembang
                Development task theory (Robert Havighurst) --- 6 stages
1.        Infancy & Early Childhood  (masa bayi dan kanak-kanak awal)
Belajar berjalan, mengambil makanan padat
Belajar bicara
Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal)
Belajar tentang perbedaan jenis kelamin
Membentuk konsep-konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik
Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mengembangkan hati nurani
Belajar mengadakan hubungan emosi
2. Middle childhood (masa sekolah)
Ø  Membangun perilaku yang sehat
Ø  Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang luar biasa
Ø  Belajar bergaul dengan teman sebaya
Ø  Belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas dan feminitas
Ø  Mengembangkan ketrampilan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung
Ø  Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
Ø  Membangun moralitas, hati nurani dan nilai-nilai
Ø  Pencapaian kemandirian
Ø  Membangun perilaku dalam kelompok sosial maupun institusi (sekolah)
3. Adolescence (remaja )
*        Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman sebaya baik laki maupun perempuan
*        Pencapaian peran sosial maskulinitas atau feminitas
*        Pencapaian kemandirian emosi dari orang tua, orang lain
*        Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan
*        Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
*        Memilih dan mempersiapkan pekerjaan
*        Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga
*        Membangun ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang perlu bagi warga negara
*        Pencapaian tanggungjawab sosial
*        Memperolah nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun dalam berperilaku
4. Early Adulthood (dewasa muda)
Memilih pasangan
Belajar hidup bersama orang lain sebagai pasangan
Mulai berkeluarga
Membesarkan anak
Mengatur rumah tangga
Mulai bekerja
Mendapat tanggungjawab sebagai warga negara
Menemukan kelompok sosial yang cocok
5. Middle-age (dewasa lanjut)
ü  Mendapat tanggungjawab sosial dan sebagai warga negara
ü  Membangun dan mempertahankan standard ekonomi keluarga
ü  Membimbing anak dan remaja untuk menjadi dewasa yang bertanggungjawab dan menyenangkan
ü  Mengembangkan kegiatan-kegiatan di waktu luang
ü  Membina hubungan dengan pasangannya sebagai individu
ü  Mengalami dan menyesuaikan diri dengan beberapa perubahan fisik
ü  Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua
6. Later maturity (usia lanjut)
*        Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
*        Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang semakin berkurang
*        Menyesuaikan diri dengan keadaan kehilangan pasangan (suami/istri)
*        Membina hubungan dengan teman sesama usia lanjut
*        Melakukan pertemuan-pertemuan sosial
*        Membangun kepuasan kehidupan
*        Kesiapan menghadapi kematian

Teori Perkembangan Psikoseksual (Sigmund Freud)
a.        Tahap oral-sensori (lahir sampai usia 12 bulan)
                karakteristik :
          aktivitas melibatkan mulut                                        (sumber utama kenyamanan)
          Perasaan dependen (bergantung pada orang lain)
          Individu yang terfiksasi --- kesulitan mempercayai orang lain, menunjukkan perilaku seperti menggigit kuku, mengunyah permen karet, merokok, menyalahgunakan obat, minum alkohol, makan terlalu banyak, overdependen.
                Implikasi : prosedur pemberian makan sebaiknya memberikan kenyamanan dan keamanan. 

b. Tahap anal-muskular (usia 1-3 tahun / toddler)
Karakteristik :
*        Organ anus dan rectum merupakan sumber kenyamanan
*        Masa “toilet training” --- dapat terjadi konflik
*        Mengotori adalah aktivitas yang umum
*        Gangguan pada tahap ini dapat menimbulkan kepribadian obsesif-kompulsif seperti keras kepala, kikir, kejam dan tempertantrum
                Implikasi : “toilet training” sebaiknya adalah sebagai pengalaman yang menyenangkan, pujian yang tepat dapat menimbulkan kepribadian yang kreatif dan produktif

c. Tahap falik (3-6 tahun / pra sekolah)
Karakteristik :
Ø  Organ genital sebagai sumber kenyamanan
Ø  Masturbasi dimulai dan keingintahuan seksual menjadi terbukti
Ø  Dapat mengalami kompleks Oedipus atau kompleks Elektra
Ø  Hambatan pada tahap ini dapat menyebabkan kesulitan dalam indentitas seksual dan bermasalah dengan otoritas, ekspresi malu, dan takut.
                Implikasi : mengembangkan identitas seksual. Anak sebaiknya mengenali hubungan dengan orang lain di luar anggota keluarga.
d. Tahap latensi (6-12 tahun / masa sekolah)
Karakteristik :
*        energi digunakan untuk aktivitas fisik dan intelektual
*        Ini adalah periode tenang, dimana kegiatan sexual tidak muncul (tidur).
*        Anak mungkin terikat dalam aktivitas erogenus (perasaan erotik) dengan teman sebaya yang sama jenis kelaminnya.
*        Penggunaan koping dan mekanisme pertahanan diri muncul pada waktu ini
*        Konflik yang tidak diatasi pada masa ini dapat menyebabkan obsesif dan kurang motivasi diri.
                Implikasi : anjurkan anak mencari aktivitas fisik dan intelektual

e. Genital (13 tahun keatas / pubertas atau remaja sampai dewasa)
Karakteristik :
Ø  genital menjadi pusat dari tekanan dan kesenangan seksual
Ø  Produksi hormon seksual menstimulasi perkembangan heteroseksual
Ø  Energi ditujukan untuk mencapai hubungan seksual yang matur
Ø  Pada awal fase sering terjadi emosi yang belum matang, kemudian mulai berkembang kemampuan untuk menerima dan memberi cinta
  
                Implikasi : anjurkan untuk mandiri, dapat membuat keputusan sendiri dan berpisah dengan kedua orang tua

Teori perkembangan Psikososial
(Erik H Erickson
)
a.        Trust vs mistrust -- bayi (lahir – 12 bulan)
*        Indikator positif : belajar percaya pada orang lain
*        Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari lingkungan masyarakat, pengasingan.
*        Pemenuhan kepuasan untuk makan dan mengisap, rasa hangat dan nyaman, cinta dan rasa aman ----  menghasilkan kepercayaan.
*        Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat --- bayi menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur dan eliminasi yang buruk.
b. Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame & doubt) -- todler (1-3 tahun)
Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan harga diri
Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah
Anak mulai mengembangkan kemandirian membuka dan memakai baju, berjalan, mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Mulai terbentuk kontrol diri.
Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua, mungkin anak memiliki kepribadian yang ragu-ragu
jika anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan kegagalan, anak akan menjadi pemalu.
c. Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah ( 3-6 tahun)
Indikator positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan (perilaku) diri sendiri.
Indikator negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi
Inisiatif, mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif dan intrusif, perkembangan perasaan bersalah dan identifikasi dengan orang tua yang berjenis kelamin sama.
Pembatasan --- mencegah anak dari perkembangan inisiatif.
Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang tua.
Anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak orang lain.
d. Industri vs inferior (industry vs inferiority) -- usia sekolah (6-12 tahun)
Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi. Membangun rasa bersaing dan ketekunan.
Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.
Anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan produksi benda-benda serta mengembangkan harga diri melalui pencapaian
Anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah.
Perasaan inferior --- terjadi pada saat orang dewasa memandang usaha anak untuk belajar bagaimana sesuatu bekerja melalui menipulasi adalah sesuatu yang bodoh atau merupakan masalah.
Perasaaan inferior --- ketidaksuksesan di sekolah, ketidaksuksesan dalam perkembangan ketrampilan fisik dan mencari teman.
e. Identitas vs bingung peran (identity vs role confusion) -- remaja (12 - 18 tahun)
Indikator positif : menghubungkan sesuatu dengan perasaan diri, merencanakan aktualisasi diri
Indikator negatif : kebingungan, ragu-ragu, dan tidak mampu menemukan identitas diri
Individu mengembangkan penyatuan rasa “ diri sendiri”.
Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku.
Kegagalan untuk mengembangkan rasa identitas  --- kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak adekuat, isolasi dan keragu-raguan.
f.         Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation) – dewasa muda (18-25 sampai 45 tahun)
*        indikator positif : berhubungan intim dengan orang lain. Mempunyai komitmen dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain.
*        Indikator negatif : menghindari suatu hubungan, komitmen gaya hidup atau karir
*        Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan orang lain, yang mungkin termasuk pasangan seksual.
*        Ketidakpastian individu mengenai diri sendiri akan mempunyai kesulitan mengembangkan keintiman.
*        Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu berbagi mengenai diri sendiri, akan merasa sendiri.
g. Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri – dewasa tengah (45 – 65 tahun)
indikator positif : kreatifitas, produktivitas dan perhatian dengan orang lain
indikator negatif : perhatian terhadap diri sendiri, kurang merasa nyaman
Orang dewasa --- bimbingan untuk generasi selanjutnya, mengekspresikan kepedulian pada dunia di masa yang akan datang
Absorpsi diri orang dewasa akan direnungkan dengan kesejahteraan pribadi dan peningkatan materi
Perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi kehidupan.
h. Integritas ego vs putus asa -- dewasa akhir (65 tahun keatas)
indikator positif : penerimaan kehidupan pribadi sebagai sesuatu yang berharga dan unik. Siap menerima kematian
indikator negatif : perasaan kehilangan, jijik terhadap orang lain.
Masa lansia dapat melihat ke belakang dengan rasa puas dan penerimaan hidup dan kematian
Resolusi (pencapaian) yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat kehidupan sebagai bagian dari ketidakberuntungan, kekecewaan dan kegagalan.

Teori perkembangan Kognitif Piaget (1952)
a. fase sensorimotor (lahir – 2 tahun)
§  tahap 1 : Penggunaan aktivitas refleks (lahir – 1 bulan)
§  tahap 2 : reaksi sirkular primer (1-4 bulan)
§  tahap 3 : reaksi sirkular sekunder            (4-8 bulan)
§  tahap 4 : koordinasi dari skema sekunder (8-12 bulan)
§  tahap 5 : reaksi sirkular tersier               (12-18 bulan)
§  tahap 6 : intervensi dari arti baru            (18-24 bulan)           
b. fase preoperasional (2-7 tahun)
simbol seperti kata untuk mewakili manusia, benda dan tempat.
kemampuan berfokus hanya pada satu aspek pada satu waktu, dan pemikiran sering terlihat tidak logis
mobil menabrak anjing karena anak laki-laki marah pada anjing tersebut
- tahap pre konseptual (2-4 tahun)
                sangat egosentris, “saya”, Perkembangan bahasa, kata-kata dengan objek
- tahap intuituf (4-7 tahun)
                Egosentris anak mulai berkurang, Klasifikasi sesuatu dengan satu atribut biasanya warna atau bentuk
c. fase konkret operasional (7-11 tahun)
v  memecahkan masalah konkret
v  mulai mengerti tentang suatu hubungan misalnya ukuran, mengerti kanan dan kiri
v  Anak dapat membuat alasan mengenai apa itu, tapi tidak dapat membuat hipotesa mengenai apa kemungkinannya dan dengan demikian tidak dapat berpikir mengenai masalah ke depan
d. Fase formal operasional (11-15 tahun)
Ø  pemikiran rasional, bersifat keakanan
Ø  kemampuan untuk berperilaku yang abstrak, dan muncul pemikiran ilmiah
Ø  menyadari masalah moral dan politik dari berbagai pandangan yang ada

Teori perkembangan moral Kohlberg (1968)
a. Tingkat premoral (prekonvensional) : lahir sampai 9 tahun
kewaspadaan terhadap moral yang bisa diterima secara sosial
Kontrol didapatkan dari luar.
Anak menggabungkan label baik dan buruk, benar dan salah dalam perilaku
tawar menawar, pembagian yang seimbang dan kejujuran menjadi muncul
Hidup dinilai dengan bagaimana anak dapat memuaskan kebutuhan dari orang lain.
- tahap orientasi hukuman dan kepatuhan (lahir - 6 tahun) : Peraturan diikuti untuk menghindari hukuman
- tahap orientasi egoistik secara sederhana (6-9 tahun) :
                Anak menyesuaikan minat diri sendiri dengan aturan, berasumsi bahwa penghargaan atau bantuan akan diterima.
b. Tingkat moralitas konvensional : 9-13 tahun
Usaha dilakukan untuk menyenangkan orang lain.
Kontrol didapat dari dalam
Anak setia dan peduli pemeliharaan dan pengharapan keluarga tanpa memperhatikan konsekuensinya
- tahap “ anak laki-laki yang baik, anak perempuan yang manis” (9-10 tahun)
ü  Keinginan untuk menyenangkan dan membantu orang lain merupakan hal yang paling sering.
ü  Anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan
ü  Hidup dinilai dari seberapa bagus hubungan interpersonal dengan mengidentifikasi kepentingan individu secara emosional.
- tahap autoritas memeprtahankan moralitas (10-13 tahun)
ü  Anak melakukan kewajiban untuk menghindari kritik oleh yang berwenang
ü  Identifikasi pergeseran pada agama atau institusi sosial seperti sekolah
c. Tingkat moralitas pasca konvensional : 13 tahun sampai meninggal
individu memperoleh nilai moral yang benar
kontrol adalah dari dalam
Pencapaian nilai moral yang benar terjadi setelah dicapai formal operasional
Tidak semua orang mencapai tingkat ini
- orientasi kontraktual dan legalistik
*        Individu memilih prinsip moral untuk mematuhi atau meninggalkan aturan
*        Individu berhati-hati untuk tidak melanggar hak-hak dan kehendak orang lain
*        Terjadi konflik pandangan moral dan legal
*        Orang akan bekerja untuk mengubah aturan.
- orientasi prinsip etis yang universal
                Individu bersikap dalam cara yang menghargai martabat. Tahapan ini jarang dicapai. Jika rancangan pemikiran dari dalam diganggu, akan muncul rasa bersalah.

Aplikasi konsep tumbuh kembang dalam keperawatan
Teori perkembangan hanya menjelaskan satu aspek --- perawat perlu mengaplikasikan beberapa teori perkembangan untuk memahami tumbuh kembang klien saat melakukan pengkajian maupun implementasi tindakan keperawatan
Tiap-tiap individu berbeda dan tidak mudah untuk disamakan antara individu yang satu dengan yang lain terhadap tugas-tugas perkembangannya.
Teori-teori tumbuh kembang bermanfaat untuk pengkajian, mengetahui tingkatan perilaku klien, dan memberikan intervensi keperawatan
Konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam mempelajari konsep tumbuh kembang pada berbagai usia

Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 Life for Share and Education All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes
Blogger Templates